LAPORAN
Penelitian Tindakan Kelas
Eksplorasi Bentuk-Bentuk Geometri Dengan
Berbagai
Media Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
Pada Kelompok A RA Thoriqul Huda
Leles - Garut
Tahun Pelajaran 2015-2016
Di ajukan untuk
memenuhi tugas individu mata kuliah Satitistik dosen Eri Satria,MT
Oleh :
Fuji Siti
Hardianti
13230032
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-MUSADDADIYAH GARUT
Pndidika Guru Raudhatul
Athfal Semester 5
Jl. Mayor
Syamsu No 2 Tarogong Kidul Garut
2016
KATA PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah SWT yang telah mencurah limpahkan ni’mat dan inayahnya kepada
saya, tidak lupa salawat serta salam akan selalu tercurah limpahkan kepada
junjugan kita nabi Muhammad Saw yang merupakan pembawa pedoman yang baik bagi
kita ssemua.
Dalam
laporan ini saya membahas mengenai penelitian tindakan kelas eksplorasi
bentuk-bentuk geometri dengan berbagai media untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran pada kelompok A RA. Thoriqul Huda.
Dalam
pembuatan laporan ini, penulis menyadari bahwa laporan ini sangat sederhana
serta masih jauh dari sempurna dan tidak lepas dari kesalahan baik dalam
penyusunan materi maupun teknik penulisannya, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik yang bersifat membangun untuk meningkatkan kemampuan
menulis di masa yang akan datang.
Garut, Maret 2016
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam konteks
empiris, banyak siswa di PAUD yang kurang menguasai materi pembelajaran
bentuk-bentuk Geometri. Para guru juga kesulitan dalam membelajarkan materi
bentuk-bentuk Geometri terutama pada Kelompok A, karena keterbatasan media
pembelajaran, pengalaman mengajar, minimnya keaktifan siswa, dan lain-lain.
Sehingga kualitas pembelajaran bentuk-bentuk Geometri tidak optimal.
Suydan dan Khusni (1999:3) menjelaskan, bahwa
geometri merupakan bagian dari matematika yang mempelajari pola-pola visual,
yang akan menghubungkan matematika dengan dunia nyata. Geometri juga dapat di
pandang sebagai sistem matematika yang menyajikan fenomena yang bersifat
abstrak (tidak nyata). Kalaupun objek geometri itu abstrak, akan tetapi mereka
adalah sebuah kenyataan bahwa geometri sangat penting dan berperan dalam
kehidupan.
Geometri
menjadi materi yang ingin diketahui secara mendasar dan fundamental untuk
pengembangan matematika itu sendiri dan pengembangan kemampuan berfikir manusia
secara logis. (Suydan dan Khusni (1999:3) http://wikipedia.org/wiki/geometri,
diakses 26 Mei 2012, tersedia dalam www.google.com selanjutnya Suydan dan Khusni (1999:3) menyatakan, bahwa salah satu tujuan
diajarkanya Geometri di sekolah-sekolah adalah mengembangkan kemampuan berfikir
logis, agar siswa menganalisis lebih jauh dunia tempat hidupnya serta
memberikan sejak dini landasan berupa konsep-konsep dan peristilahan yang
diperlukan pada pendidikan jenjang berikutnya (Suydan dan Khusni (1999:3)
http://wikipedia.org/wiki/geometri, diakses 26 Mei
2012, tersedia dalam www.google.com Sejalan dengan itu, Departemen Pendidikan Nasional memandang penting untuk
memasukkan materi pelajaran geometri tidak hanya dimulai sejak Sekolah Dasar,
melainkan dimasukkan sejak pendidikan Taman Kanak-kanak (Permendiknas No. 58
Tahun 2009 : 12).
Sampai saat ini
pembelajaran bentuk-bentuk geometri di pendidika Anak Usia Dini (PAUD) khususnya Kelompok A RA. Thoriqul Huda Leles-
Garut masih belum menarik bagi para siswa. Data empiris dari observasi
pendahuluan (26 Mei 2012) menunjukkan, bahwa dari jumlah 21 anak (siswa),
ternyata perolehan skor hasil belajar.
Bentukbentuk Geometri
yaitu : a) skor 1 : 0 anak; skor 2 : 5 anak; skor 3 : 16 anak;skor 4 : 0 anak;
dan skor 5 : 0 anak. Persentase perolehan skor tersebut masih jauh dari
harapan. Sekalipun tidak ada siswa yang mendapatkan skor 1, tetapi juga tidak
ada siswa yang mendapatkan skor 4 apalagi skor 5. Sementara yang mendapatkan
skor 2 sebanyak 23,80 %: (5 anak), dan skor 3 sebanyak 76,20 % (16 anak).
Demikian halnya
perilaku anak dalam proses pembelajaran juga tidak optimal. Konsentrasi siswa
dalam mengikuti pembelajaran, antusiasme, tanggung jawab, keaktifan mengajukan
pertanyaan, keberanian menjawab pertanyaan dan keberanian menanggapinya, masih
minim.
Melihat
kenyataan tersebut, penulis memandang perlu untuk dilakukan berbagai langkah
guna meningkatkan kualitas pembelajaran bentuk-bentuk geometri, sehingga
mendapatkan hasil belajar yang optimal. Adapun di antara langkah-langkah yang
perlu dilakukan ialah dengan menerapkan berbagai media pembelajaran dalam
proses pembelajaran bentuk-bentuk geometri.
Berdasarkan
latar belakang di atas, penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul :
“Eksplorasi bentuk-bentuk geometri dengan berbagai media untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran pada Kelompok A RA. Thoriqul Huda Tahun 2015-2016. Dengan
harapan, penelitian ini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran pada Kelompok
A RA. Thoriqul Huda Leles-Garut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka
masalah yang ingin penulis rumuskan yaitu : “Apakah eksplorasi bentuk-bentuk
geometri dengan berbagai media dapat meningkatkan kualitas pembelajaran pada
KelompokA RA. Thoriqul Huda Leles- Garut?”
Sesuai dengan
perumusan masalah tersebut di atas, maka penelitian
tindakan kelas ini bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran bentuk-bentuk geometri pada kelompok A RA.
Thoriqul Huda Leles-Garut.
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Guru
a. Dapat meningkatkan profesionalitas guru dalam
merencanakan dan
mengelola pembelajaran.
b. Dapat meningkatkan profesionalitas guru dalam memilih
dan
memanfaatkan berbagai media pembelajaran.
c. Dapat meningkatkan profesionalitas guru dalam
menerapkan media
pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran.
2. Siswa
a. Dapat menarik minat belajar siswa terhadap materi
pembelajaran
bentuk-bentuk Geometri.
b. Dapat mengembangkan kemampuan siswa berpikir logis.
c. Dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam proses
pembelajaran.
3. Lembaga
a. Dapat memberikan kontribusi positif kepada Lembaga
Sekolah tentang
pentingnya menyediakan dan mengembangkan berbagai media
pembelajaran yang diperlukan.
b. Dapat meningkatkan kualitas pendidikan
E. Sistematika Penulisan
Untuk
memberikan gambaran yang menyeluruh terhadap isi skripsi ini, maka penulis
susun dalam sistematika sebagai berikut :
1. Bagian awal.
Bagian ini berisi : halaman judul, halaman
persetujuan pembimbing, halaman pernyataan keaslian, halaman pengesahan,
halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel,
dan abstrak.
2. Bagian utama Bagian ini terdiri dari lima
Bab, yaitu :
a. Bab I : Pendahuluan, meliputi : latar
belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan laporan penelitian tindakan kelas.
b. Bab II : Kerangka Teori, meliputi
teori-teori tentang geometri media pembelajaran dan teori-teori tentang
kualitas pembelajaran.
c. Bab III : Metodologi Penelitian, meliputi :
desain penelitian, prosedur penelitian, instrumen penelitian, teknik
pengumpulan data, analisis data dan indikator kinerja.
d. Bab IV : Hasil penelitian dan pembahasan.
Dalam
Bab ini penulis deskripsikan tentang kondisi awal sebelum dilakukan penelitian
tindakan kelas, deskripsi hasil siklus I, deskripsi hasil siklus II, dan
pembahasan tiap siklus dan antar siklus.
e. Bab V Penutup, meliputi : simpulan dan
saran-saran
.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Geometri
1. Pengertian Geometri
Menurut Kamus
Umum Bahasa Indonesia, Geometri berasal dari bahasa Inggris yang berarti “ilmu
ukur (sebenarnya : pengukuran bumi);cabang Ilmu Pasti yang menerangkan
sifat-sifat garis, sudut, bidang, dan ruang” (W.J.S. Poerwadarminta, 1986 :
316). Suydan dan Khusni (1999:3) menjelaskan, bahwa geometri merupakan salah
satu aspek matematika di samping aljabar, statistik, trigonometri, dan
kalkulus. Dalam pembelajaran matematika di sekolah, geometri lebih berkenan
dengan garis dan sudut serbaguna, kekongruenan, transformasi, dan geometri
analistis. Geometri merupakan bagian dari matematika yang mempelajari pola-pola
visual, yang menghubungkan matematika dengan dunia nyata.
Geometri juga dapat di pandang sebagai sistem
matematika yang menyajikan fenomena yang bersifat abstrak (tidak nyata), akan
tetapi dalam pembelajarannya
bertahap didahului dengan benda-benda konkret
sebagai media sesuai dengan tahap perkembangan anak (Suydan dan Khusni (1999:3)
http://wikipedia.org/wiki/geometri, diakses 26 Mei 2012, tersedia dalam
2. Bentuk-bentuk Geometri
Menurut
Soewardi (1984:35), bentuk-bentuk geometri pada dasarnya ada tiga, yaitu : 1)
lingkaran, 2) segitiga, dan 3) segiempat. Kemudian dari tiga bentuk dasar ini
dapat diubah menjadi banyak bentuk yang tak terhingga, seperti poligon (segi
banyak), di antaranya : pentagonal (segilima), heksagonal (segienam), heptagonal
(segitujuh), oktagonal (segidelapan), nonagonal (segisembilan), dan seterusnya.
Adapun
bentuk-bentuk geometri yang diajarkan kepada anakanak,
dalam hal ini TK Kelompok A, sesuai
Permendiknas No. 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Usia Dini, yaitu :
lingkaran, segitiga, dan segiempat (Permendiknas No. 58 Tahun 2009 : 13). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk geometri yang perlu disampaikan
kepada siswa TK Kelompok A adalah lingkaran, segitiga dan segiempat.
3. Materi Pembelajaran Geometri di TK
Dalam
Permendiknas No. 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Usia Dini, bahwa
pembelajaran bentuk-bentuk geometri di Taman Kanak-kanak kelompok A termasuk
area kognitif, dengan materi pembelajaran sebagai berikut :
1) Kompetensi Dasar
Anak mampu mengenal berbagai konsep sederhana
dalam kehidupan sehari-hari.
2) Hasil Belajar
Anak dapat mengenal bentuk-bentuk geometri
(lingkaran, segitiga, segiempat).
3) Indikator
a) Menyebut dan menunjukkan bentuk-bentuk
geometri.
b) Mengelompokkan bentuk-bentuk geometri
(lingkaran, segitiga, dan segiempat) (Permendiknas No. 58 Tahun 2009 : 15)
B. Media Pembelajaran
Pengertian, Nilai dan Fungsi Media
Pembelajaran
Badru Zaman,
dkk (2008 : 4.13) menerangkan, bahwa secara harfiah media berarti “perantara”,
yaitu perantara sumber pesan denganpenerima pesan. Media pembelajaran pada
dasarnya merupakan wahana dari pesan yang oleh sumber pesan (guru) ingin
diteruskan kepada penerima pesan (anak). Pesan yang disampaikan adalah isi
pelajaran dalam bentuk tema/topik pembelajaran dengan tujuan agar terjadi
proses belajar pada diri anak. Media pembelajaran selalu terdiri atas dua
unsurpenting, yaitu unsur peralatan atau perangkat keras (hardware) dan
unsur pesan yang dibawanya (message/software).
Adapun nilai-nilai media pembelajaran, di antaranya :
1) Mengkonkretkan
konsep-konsep yang abstrak.
Konsep-konsep yang dirasakan masih bersifat
abstrak dan sulidijelaskan secara langsung kepada anak TK bisa dikonkretkan
atau disederhanakan melalui pemanfaatan media pembelajaran. Misalnya, listrik,
berhembusnya angin dan sebagainya, bisa menggunakan media gambar atau bagan
sederhana.
2) Menghadirkan objek-objek yang terlalu
berbahaya atau sukar
didapat ke dalam lingkungan belajar.
Misalnya, guru menjelaskan kepada anak TK
dengan menggunakan gambar atau program televisi tentang
binatang-binatang buas.
3) Menampilkan objek yang terlalu besar
atau terlalu kecil.
Melalui media, guru dapat menyampaikan
gambaran mengenai objek-objek yang terlalu besar, seperti : sebuah kapal laut,
pesawat udara, pasar, candi, dan sebagainya di depan kelas. Demikian halnya objek
yang terlalu kecil, seperti : bakteri, virus, semut, nyamuk, dan sebagainya.
4) Memperhatikan gerakan yang terlalu cepat
atau terlalu lambat.
Dengan menggunakan media film (slow motion)
guru bisa memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat kepada anak PAUD, seperti :
lintasan peluru, melesatnya anak panah, atau proses suatu ledakan. Demikian
halnya gerakan yang terlalu lambat, seperti : pertumbuhan kecambah dan mekarnya
bunga (Badru
Zaman, dkk, 2008 : 4.11-4.12).
Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa Media Pembelajaran
merupakan wahana dari pesan yang oleh oleh
sumber pesan (guru) ingin
diteruskan kepada penerima pesan (anak).
C. Kualitas Pembelajaran
1. Pengertian
Kualitas Pembelajaran
Kata “kualitas
pembelajaran”, terdiri dari kata “kualitas’ dan kata “pembelajaran”. Menurut
W.J.S. Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kualitas artinya “baik
buruk (sesuatu benda); keadaan sesuatu benda” (W.J.S. Poerwadarminta, 1986 :
528). Sedangkan pembelajaran berasal dari kata belajar, yang artinya “berusaha
supaya beroleh kepandaian (ilmu dan sebagainya) dengan menghafal (melatih diri
dan sebagainya)” (W.J.S. Poerwadarminta, 1986 : 22).
Menurut Hamalik
(2003), pembelajaran adalah merupakan sistem, yaitu suatu kombinasi
terorganisasi yang meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan dan prosedur yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan
belajar. Unsur manusiawi terdiri atas siswa, guru dan orang-orang yang
mendukung kegiatan belajar. Material meliputi berbagai bahan pelajaran yang dapat
disajikan sebagai sumber belajar, misalnya buku-buku, film, slide suara, foto,
CD, dan lain sebagainya. Fasilitas dan perlengkapan, adalah segala sesuatu
yang dapat mendukung jalannya proses
pembelajaran, misalnya ruang kelas, penerangan, perlengkapan komputer,
audio-visual dan lain sebagainya. Prosedur adalah kegiatan-kegiatan yang
dilakukan dalam proses pembelajaran, misalnya strategi dan metode pembelajaran,
jadwal pembelajaran, pelaksanaan evaluasi, dan lain sebagainya (Wina Sanjaya,
2008 : 6).Menurut Rudi Susilana dan Cepi Riyana, bahwa pembelajaran adalah
“suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan,
ketrampilan dan nilai-nilai positif denganmemanfaatkan berbagai sumber untuk
belajar” (Rudi Susilana dan Cepi
Riyana, 2007 : 1). Berdasarkan uraian tersebut
di atas, dapatlah disimpulkan bahwa kualitas, berarti keadaan yang baik atau
efektif. Pembelajaran berarti
suatu kegiatan siswa dalam upaya memperoleh
pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai
sumber untuk belajar.
Dengan demikian, maka “kualitas pembelajaran”
dapat diartikan sebagai suatu kegiatan siswa dalam upaya memperoleh
pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai
sumber untuk belajar secara efektif. Dengan kata lain, kualitas pembelajaran
adalah proses pembelajaran yang efektif.
2. Faktor-faktor
yang mempengaruhi Kualitas Pembelajaran
Menurut Wina
Sanjaya, kualitas (baik-buruk) suatu pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai
faktor, antara lain :
1) Faktor Guru Dalam sistem pembelajaran, guru
merupakan komponen yang menentukan. Sebab, guru merupakan orang yang secara
langsung berhadapan dengan siswa. Guru berperan sebagai perencana (planer) pembelajaran
dan sebagai implementator perencanaan pembelajaran. Sebagai perencana
pembelajaran, guru dituntut untuk memahami secara benar kurikulum yang berlaku,
karakterisitik siswa, fasilitas dan sumber daya yang ada. Dan sebagai
implementator perencanaan pembelajaran, guru bukan hanya berperan sebagai model
atau teladan bagi siswa, tetapi sebagai pengelola pembelajaran (manager of
learning). Dengan demikian, maka efektivitas proses pembelajaran terletak
di pundak guru (Wina Sanjaya, 2008 : 15).
2) Faktor Siswa
Siswa adalah organisme yang unik yang
berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya. Perkembangan anak adalah
perkembangan seluruh aspek kepribadiannya, akan tetapi tempo dan irama perkembangan
masing-masing anak pada setiap aspek tidak selalu sama. proses pembelajaran
dapat dipengaruhi oleh perkembangan anak yang tidak sama itu, di samping karakteristik
lain yang melekat pada diri masing-masing anak (Wina Sanjaya, 2008 : 17).
3) Faktor Sarana dan Prasarana
Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung
secara langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran, seperti media pembelajaran,
alat-alat pelajaran, perlengkapan sekolah dan lain sebagainya; sedangkan
prasarana adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung
keberhasilan proses pembelajaran;dengan demikian sarana dan prasarana merupakan
komponen penting yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran (Wina Sanjaya,
2008
: 18).
4) Faktor Lingkungan Dilihat dari dimensi
lingkungan, ada dua faktor yang dapat
mempengaruhi proses pembelajaran, yaitu faktor
organisasi kelas dan faktor iklim sosial-psikologis. Faktor organisasi kelas
yang di dalamnya meliputi jumlah siswa
dalam satu kelas merupakan aspek penting yang
dapat mempengaruhi proses pembelajaran. Organisasi kelas yang terlalu besar
akan kurang efekti untuk mencapai tujuan pembelajaran. Faktor iklim sosial
psikologis adalah keharmonisan hubungan antara orang-orang yang terlibat dalam
proses pembelajaran, baik secara internal maupun eksternal (Wina Sanjaya, 2008
: 20)
Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa ada
empat faktor yang dapat mempengaruhi kualitas pembelajaran, yaitu : faktor
guru, faktor siswa, faktor sarana dan prasarana, dan faktor lingkungan.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan
kerangka berpikir di atas, maka peneliti merumuskan hipotesis tindakan dalam
penelitian ini sebagai berikut : "Eksplorasi bentukbentuk geometri dengan
berbagai media pembelajaran dapat meningkatkan kualitas pembelajaran pada
kelompok A RA. Thoriqul Huda Leles-Garut.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Deskripsi Sekolah
RA Thoriqul Huda berda di Kampung Ciwitali
Desa Dano Kecamatan Leles Kabupaten Garut. Lokasi ini mudah dijangkau
menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat. Jika ditempuh dari kecamtan
Leles sejauh 7 km.
RA Thoriqul Huda
didirikan oleh Yayasan Thoriqul Huda.
Struktur Organisasi RA Thoriqul Huda adalah sebagai
berikut:
a. Kepala TK : Yayah Umayah S.Pd
b. Dewan guru :
1. Fuji Siti Hardianti
2. Lisnawati
3.Ai Juariah
Siswa RA Thoriqul Huda
pada tahun pelajaran 2012-2013 berjumlah 45 anak, yaitu:
a. Kelompok A: Jumlah siswa 21 anak: 7 putra, 14 putri
b. Kelompok B: Jumlah siswa 24 anak: 10 putra, 14 putri
B. Deskripsi Sebelum Siklus
Sebelum
penelitian tindakan kelas ini penulis laksanakan, penulis sebagai guru
menerapkan media pembelajaran bentuk-bentuk geometri kepada siswa Kelompok A RA
Thoriqul Huda Leles-Garut hanya dengan media gambar diam/mati dan media
grafis. Dengan menerapkan media gambar
diam/mati dan media grafis, kualitas pembelajaran bentuk-bentuk Geometri pada
kelompok A RA Thoriqul Huda Leles-Garut tidak optimal. Tes formatif secara
lisan kepada 21 siswa sebelum siklus diperoleh skor hasil belajar siswa
sebagaimana dalam Tabel 1 berikut ini.
Data Hasil Belajar Siswa Sebelum Siklus
Tabel 1
No
|
Kategori
|
Skor
|
L
|
P
|
Jumlah Siswa
|
Persentase
|
1
|
Sangat Baik
|
5
|
0
|
0
|
0
|
0%
|
2
|
Baik
|
4
|
0
|
0
|
0
|
0%
|
3
|
Cukup Baik
|
3
|
5
|
11
|
16
|
76%
|
4
|
Kurang Baik
|
2
|
2
|
3
|
5
|
24%
|
5
|
Tidak Baik
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0%
|
|
|
Jumlah
|
7
|
14
|
21
|
|
Diagram 1
Persentase
perolehan skor tersebut masih jauh dari harapan. Sekalipun tidak ada siswa yang
mendapatkan skor 1, tetapi juga tidak ada siswa yang mendapatkan skor 4 dan 5.
Sementara siswa yang mendapatkan skor 2 sebanyak 23,80 %: (5 anak), sedangkan
76,20 % (16 anak) mendapatkan skor 3 (cukup baik).
Demikian halnya
dengan partisipasi siswa (perilaku anak di kelas) dalam proses pembelajaran
juga tidak optimal. Observasi pendahuluan dengan aspek observasi meliputi :
konsentrasi siswa, antusiasme, tanggung jawab, keaktifan mengajukan pertanyaan
dan keberanian siswa menjawab pertanyaan, diperoleh skor partisipasi siswa
(perilaku anak di kelas). sebagaimana dalam Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2
Data Partisipasi Siswa Sebelum Siklus
No
|
Kategori
|
Skor
|
L
|
P
|
Jumlah Siswa
|
Persentase
|
1
|
Sangat Baik
|
5
|
0
|
0
|
0
|
0%
|
2
|
Baik
|
4
|
0
|
0
|
0
|
0%
|
3
|
Cukup Baik
|
3
|
5
|
11
|
16
|
76%
|
4
|
Kurang Baik
|
2
|
2
|
3
|
5
|
24%
|
5
|
Tidak Baik
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0%
|
|
|
Jumlah
|
7
|
14
|
21
|
|
Diagram 2
Partisipasi siswa sebagai perilaku yang
menyertai hasil belajar, ternyata
datanya sama dengan data hasil belajar pada Tabel 1.
Peningkatan
hasil belajar tersebut, juga ikuti oleh peningkatan partisipasi siswa (perilaku
anak di kelas). Dari lembar observasi tentang partisipasi siswa di kelas
diperoleh data dalam Tabel 4 berikut ini
C. Deskripsi Hasil Siklus I
1. Perencanaan
Tindakan Siklus I
Bentuk-bentuk
Geometri dengan berbagai media untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada
kelompok A RA Thoriqul Huda adalah
sebagai berikut:
Pertama:
penulis menyiapkan perangkat penelitian, meliputi : Rencana pelaksanaan
pembelajaran yang mencakup : kompetensi dasar, hasil belajar, indikator, tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah
pembelajaran, alat dan sumber/bahan, dan penilaian (skoring). Kemudian membuat
lembar observasi siswa dan membuat lembar hasil belajar siswa.
Kedua:
menerapkan berbagai media pembelajaran secara berurutan. Mengenalkan
bentuk-bentuk geometri kepada siswa diawali dengan media gambar diam,
dilanjutkan dengan media grafis, media model, dan terakhir media realita.
Pengenalan bentuk-bentuk geometri melalui media gambar diam/mati, yakni guru
menggambar bentuk-bentuk geometri (lingkaran, segitiga, segiempat) di papan
tulis dan mengenalkan kepada siswa namanama dari masing-masing gambar. Pengenalan
bentuk-bentuk geometri melalui media grafis, yaitu guru menggambar lingkaran,
segitiga dan segiempat di papan tulis, serta menuliskan namanya di bawah
masingmasing gambar, dan mengenalkan lagi kepada siswa tentang nama-nama dari
gambar bentuk-bentuk geometri tersebut. Pengenalan bentuk-bentuk geometri
melalui media model, yakni guru menunjukkan benda-benda tiruan dari
bentuk-bentuk geometri (guntingan kertas dibentuk lingkaran,segitiga, dan
segiempat), lalu mengelompokkan benda-benda tiruan itu
kedalam kelompok bentuk-bentuk geometri.
Sedangkan pengenalan bentuk-bentuk geometri melalui media realita, guru
menunjukkan bendabenda asli/nyata dari bentuk-bentuk geometri (seperti :
lingkaran bola, penggaris segitiga dan buku segi empat), lalu mengelompokkan bendabenda
asli tersebut kedalam kelompok bentuk-bentuk geometri.
Ketiga: guru
memberikan kesempatan kepada siswa menjawab secara lisan atas pertanyaan guru
seputar bentuk-bentuk geometri yang telah dikenalkan siswa. Hal ini dikandung
maksud untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa.
2. Pelaksanaan
Tindakan siklus I
Rencana pembelajaran yang telah dirancang pada
tahap perencanaan, dilaksanaan sepenuhnya pada tahap pelaksanaan ini. Secara
garis besar kegiatannya mencakup hal-hal sebagai berikut :
a. Membuka pelajaran meliputi : bernyanyi, salam,
apersepsi dan motivasi yang diberikan kepada siswa.
b. Kegiatan inti: menyampaikan materi
bentuk-bentukgGeometri dengan berbagai media pembelajaran secara berurutan,
yakni sebagai berikut :
1) Media gambar mati/diam.
Guru menggambar bentuk-bentuk geometri di
papan tulis dan mengenalkan kepada siswa nama-nama dari masing-masing gambar
tersebut. Pembelajaran bentuk-bentuk geometri dengan media gambar diam/mati.
2) Media grafis
Guru menggambar lingkaran, segitiga dan segiempat
di papan tulis, serta menuliskan nama geometri dari gambar itu di sebelah
gambar. Kemudian guru mengenalkannya kepada siswa.
3) Media model
Guru menunjukkan benda-benda tiruan berupa
seperangkat alat mainan berbentuk lingkaran, segitiga dan segiempat kepada
siswa. Dan mengajak siswa untuk mengelompokkan benda-benda tiruan tersebut
kedalam kelompok bentuk-bentuk geometri.
4) Media realita.
Guru menunjukkan benda-benda asli/nyata yang
berbentuk Geometri (seperti : lingkaran bola, penggaris segitiga dan buku segi
empat). Kemudian mengelompokkan benda-benda tersebut kedalam kelompok
bentuk-bentuk geometri, yakni : kelompok bentuk geometri lingkaran, kelompok
geometri segitiga, dan kelompok geometri segiempat.
c. Kegiatan penutup, meliputi : kegiatan
membuat lembar hasil belajar siswa melalui soal formatif, dan salam penutup.
3.
Observasi
Observasi
dilakukan dari awal sampai akhir proses pembelajaran Siklus I untuk mencatat
partisipasi siswa (perilaku anak di kelas) meliputi: konsentrasi siswa, antusiasme
siswa, tanggungjawab siswa, keberanian siswa mengajukan pertanyaan, dan
keberanian siswa menjawab pertanyaan.
4.
Refleksi Siklus I
Setelah
dilakukan lembar hasil belajar siswa melalui lembar formatif dalam pembelajaran
bentuk-bentuk geometri dengan berbagai media pembelajaran pada Siklus I, maka
diperoleh data hasil belajar siswa sebagaimana terdata pada Tabel 3. berikut
ini.
Tabel 3
Data Hasil Belajar Siswa
No
|
Kategori
|
Skor
|
L
|
P
|
Jumlah Siswa
|
Persentase
|
1
|
Sangat baik
|
5
|
1
|
5
|
6
|
29%
|
2
|
Baik
|
4
|
3
|
3
|
6
|
29%
|
3
|
Cukup baik
|
3
|
3
|
5
|
8
|
38%
|
4
|
Kurang baik
|
2
|
1
|
0
|
1
|
5%
|
5
|
Tidak baik
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0%
|
|
|
Jumlah
|
8
|
13
|
21
|
|
Diagram 3
Data
partisipasi siswa dalam Tabel tersebut
nyaris sama dengan data hasil belajar siklus I . Pada sebelum siklus, tidak ada
siswa yang mendapat skor 4 dan 5. Setelah siklus I, siswa yang mendapat skor 4
dan skor 5 mencapai 28,57%. Perbedaannya, pada data hasil belajar masih
terdapat seorang siswa yang mendapat skor 2, sedangkan pada data partisipasi
siswa tidak ada seorang siswa pun yang mendapat skor 2 (kurang baik).
Peningkatan
hasil belajar tersebut, juga ikuti oleh peningkatan partisipasi siswa (perilaku
anak di kelas). Dari lembar observasi tentang partisipasi siswa di kelas
diperoleh data dalam Tabel 4 berikut ini
Tabel 4
Data Hasil Partisipasi Siswa Pada Siklus I
No
|
Kategori
|
Skor
|
L
|
P
|
Jumlah Siswa
|
Persentase
|
|
1
|
Sangat baik
|
5
|
1
|
5
|
6
|
29%
|
|
2
|
Baik
|
4
|
3
|
3
|
6
|
29%
|
|
3
|
Cukup baik
|
3
|
4
|
5
|
9
|
43%
|
|
4
|
Kurang baik
|
2
|
|
0
|
0
|
0%
|
|
5
|
Tidak baik
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0%
|
|
|
|
Jumlah
|
8
|
13
|
21
|
|
Diagram 4
Data partisipasi siswa dalam
Tabel 7 tersebut nyaris sama dengan data hasil belajar siklus I pada Tabel 6.
Pada sebelum siklus, tidak adasiswa yang mendapat skor 4 dan 5. Setelah siklus
I, siswa yang mendapat skor 4 dan skor 5 mencapai 28,57%. Perbedaannya, pada
data hasil belajar masih terdapat seorang siswa yang mendapat skor 2, sedangkan
pada data partisipasi siswa tidak ada seorang siswa pun yang mendapat skor 2 (kurang
baik).
D. Deskripsi Hasil Siklus II
1. Perencanaan
Tindakan Siklus II
Perencanaan
tindakan pada Siklus II ini pada dasarnya sama dengan perencanaan tindakan pada
Siklus I. Namun ada tindakan tambahan pada siklus II ini, yakni memberikan
solusi terhadap siswa yanghasil belajarnya masih kurang baik atau cukup baik
agar meningkat kriterianya menjadi baik atau sangat baik.
2. Pelaksanaan
Tindakan siklus II
Rencana
pembelajaran yang dirancang pada tahap perencanaan, dilaksanaan sepenuhnya pada
tahap pelaksanaan ini. Secara garis besar kegiatannya mencakup hal-hal sebagai
berikut :
a. Membuka pelajaran meliputi : bernyanyi,
salam, apersepsi dan motivasi yang diberikan kepada siswa.
b. Kegiatan inti: menyampaikan materi
bentuk-bentuk Geometri dengan berbagai media pembelajaran secara berurutan,
yakni sebagai berikut :
1) Media gambar mati/diam. Guru menggambar
bentuk-bentuk Geometri di papan tulis dan mengenalkannya kepada siswa.
2) Media grafis. Guru menggambar lingkaran,
segitiga dan segiempat di papan tulis, serta menuliskan nama dari bentuk
geometri yang bersangkutan di sebelah gambar. Kemudian mengenalkan kepada
siswa.
3) Media model. Guru menunjukkan benda-benda
tiruan berbentuk geometri, kemudian mengelompokkannya kedalam kelompok
bentuk-bentuk geometri.
4) Media realita. Guru menunjukkan benda-benda
asli yang berbentuk geometri, seperti : lingkaran bola, penggaris segitiga dan
buku segi empat. Kemudian mengenalkannya kepada semua siswa.
c. Kegiatan penutup, meliputi : kegiatan
membuat lembar hasil belajar
siswa melalui soal formatif, dan salam penutup
3. Observasi
Observasi
dilakukan dari awal sampai akhir pembelajaran Siklus I untuk mencatat
pengamatan tentang partisipasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
4. Hasil
Penelitian dan Refleksi Siklus II
Setelah
dilakukan tindakan pada Siklus II, dari lembar hasil belajar siswa diperoleh
data pada Tabel 5 berikut ini.
Tabel 5
Data Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II
No
|
Kategori
|
Skor
|
L
|
P
|
Jumlah Siswa
|
Persentase
|
1
|
Sangat baik
|
5
|
4
|
7
|
11
|
52%
|
2
|
Baik
|
4
|
3
|
7
|
10
|
48%
|
3
|
Cukup baik
|
3
|
0
|
0
|
0
|
0%
|
4
|
Kurang baik
|
2
|
0
|
0
|
0
|
0%
|
5
|
Tidak baik
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0%
|
|
|
Jumlah
|
7
|
14
|
21
|
|
Diagram 5
Berdasarkan
data pada Tabel 5 tersebut, dapat diketahui adanya peningkatan hasil belajar
yang signifikan jika dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus I, siswa yang
mendapat skor 4 dan skor 5 hanya 28,57%. Pada siklus II, siswa yang mendapat
skor 5 mencapai 52,33% dan skor 4 mencapai 47,6%. Lebih dari itu, setelah
siklus II tidak ada lagi siswa yang mendapat skor 2 maupun skor 3.
Signifikansi
peningkatan hasil belajar tersebut, ternyata didukung oleh peningkatan
partisipasi siswa (perilaku anak di kelas) pada siklus II. Dari lembar
observasi siswa pada siklus II diperoleh data pada Tabel 6 berikut ini.
Tabel 6
Data Partisipasi Siswa Pada Siklus II
No
|
Kategori
|
Skor
|
L
|
P
|
Jumlah Siswa
|
Persentase
|
1
|
Sangat baik
|
5
|
4
|
7
|
11
|
52%
|
2
|
Baik
|
4
|
3
|
7
|
10
|
48%
|
3
|
Cukup baik
|
3
|
0
|
0
|
0
|
0%
|
4
|
Kurang baik
|
2
|
0
|
0
|
0
|
0%
|
5
|
Tidak baik
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0%
|
|
|
Jumlah
|
7
|
14
|
21
|
|
Diagram 6
Data
partisipasi siswa dalam Tabel 6 tersebut di atas ternyata sama persis dengan
data hasil belajar siswa pada Tabel 9. Tidak ada lagi siswa yang partisipasinya
masuk kriteria cukup baik. Semuanya meningkat dalam kriteria baik dan sangat
baik.
Untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dari sebelum siklus sampai setelah
siklus I dan siklus II, dapat dilihat dalam data hasil belajar antar siklus
pada Tabel 7 berikut ini.
Tabel 7
Data Perbandingan Hasil Pra Siklus, Siklus I,
dan Siklus II
No
|
Kategori
|
Skor
|
Pra Siklus
|
Siklus I
|
Siklus II
|
|||
Jml Siswa
|
Persentase
|
Juml Siswa
|
Persentase
|
Jml Siswa
|
Persentase
|
|||
1
|
Sangat baik
|
5
|
0
|
0%
|
6
|
29%
|
11
|
52%
|
2
|
Baik
|
4
|
0
|
0%
|
6
|
29%
|
10
|
48%
|
3
|
Cukup baik
|
3
|
16
|
76%
|
8
|
38%
|
0
|
0%
|
4
|
Kurang Baik
|
2
|
5
|
24%
|
1
|
5%
|
0
|
0%
|
5
|
Tidak Baik
|
1
|
0
|
0%
|
0
|
0%
|
0
|
0%
|
Jumlah
|
21
|
100%
|
21
|
100%
|
21
|
100%
|
Diagram 7
Berdasarkan data
pada Tabel 7 tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin meningkatnya hasil
belajar siswa pada kategori diatasnya dari siklus ke siklus menunjukkan
kriteria peningkatan kualitas pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini.
Dengan kata lain, indikator kinerja dari data kuantitatif dapat tercapai pada
siklus II, sehingga tidak perlu dilakukan tindakan pada siklus berikutnya.
E. Pembahasan
Hasil
penelitian tindakan kelas dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran pada
kelompok A Thoriqul Huda Leles-Garut Tahun Pelajaran 2015-2016 melalui
eksplorasi bentuk45 bentuk geometri dengan berbagai media pembelajaran,
dapatlah dilakukan pembahasan sebagai berikut :
Pertama, secara
umum semakin meningkatnya hasil belajar siswa pada kategori diatasnya dari
siklus ke siklus menunjukkan kriteria peningkatan kualitas pembelajaran dalam
penelitian tindakan kelas ini. Dan peningkatan partisipasi siswa dari siklus ke
siklus menunjukkan peningkatan sikap positif baik dari segi kualitas maupun
kuantitasnya sebagai indikator peningkatan pembelajaran yang positif.
Kedua,
peningkatan kualitas pembelajaran bentuk-bentuk geometri, yang dalam hal ini
ditandai oleh adanya peningkatan hasil belajar siswa dan partisipasi siswa di
kelas; mulai tampak nyata dari sebelum siklus ke siklus I, dan lebih nyata lagi
peningkatan kualitas pembelajaran dari siklus I ke siklus II. Di mana pada
siklus II perolehan hasil belajar siswa semuanya mencapai kriteria baik dan
sangat baik, dan diikuti oleh peningkatan partisipasi siswa yang juga semuanya
mencapai kriteria baik dan sangat baik.
Ketiga,
kualitas pembelajaran sebagai suatu kegiatan siswa dalam upaya memperoleh
pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai
sumber untuk belajar secara efektif. Dengan kata lain, kualitas pembelajaran
adalah proses pembelajaran yang efektif (Rudi Susilana dan Cepi Riyana, 2007 :
1). Sementara itu Badru Zaman, dkk. Menegasakan bahwa salah satu fungsi media
pembelajaran adalah untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran (Badru Zaman,
dkk., 2008 : 4.12). Maka dengan menerapkan berbagai media pembelajaran, dalam
hal ini menerapkan media gambar diam/mati, media grafis, media model, dan 4
media realita dalam pembelajaran bentuk-bentuk geometri pada kelompok A RA
Thoriqul Huda Leles – Garut Tahun Pelajaran 2015- 2016; ternyata benar-benar
terbukti. Artinya, berbagai media pembelajaran sebagai salah satu sumber
belajar efektif, benar-benar berfungsi meningkatkankualitas pembelajaran.
Hal itu juga
sesuai dengan pendapat Suydan dan Khusni, bahwa objek geometri itu abstrak,
akan tetapi mereka adalah sebuah kenyataan bahwa geometri sebagai suatu aspek
matematika yang sangat penting dan berperan dalam kehidupan. Geometri menjadi
materi yang ingin diketahui secara mendasar dan fundamental untuk pengembangan
matematika itu sendiri dan pengembangan kemampuan berfikir manusia secara
logis. Adapun salah satu tujuan diajarkanya geomteri di sekolah adalah
mengembangakan kemampuan berfikir logis. Tujuan dasar untuk memberi kesempatan
siswa menganalisis lebih jauh dunia tempat hidupnya serta memberikan sejak dini
landasan berupa konsep-konsep dan peristilahan yang diperlukan pada pendidikan
jenjang berikutnya (Suydan dan Khusni (1999:3). http://wikipedia.org/wiki
/geometri, diakses 26 Mei 2012, tersedia dalam www.google.com). Dengan demikian dapatlah disimpulkan, bahwa eksplorasi bentukbentuk
geometri dengan barbagai media dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
bentuk-bentuk geometri pada kelompok A RA Thoriqul Huda Leles-Garut Tahun
Pelajaran 2015-2016.
BAB IV
PENUTUP
A. SIMPULAN
Penelitian
tindakan kelas ini menyimpulkan bahwa penerapan berbagai media pembelajaran
pada pembelajaran bentuk-bentuk geometri dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran pada kelompok A RA Thoriqul Huda Leles- Garut Tahun Pelajaran
2015-2016. Hal ini ditandai oleh peningkatan persentase hasil belajar siswa
yang memperoleh kriteria baik (skor 4) dan sangat baik (skor 5), yaitu dari
semula 0 % (baik) dan 0% (sangat baik) pada saat sebelum siklus, menjadi 28,57%
(baik) dan 28,57% (sangat baik) pada siklus I, dan meningkat menjadi 47,62%
(baik) dan 52,38% (sangat baik) pada siklus II.
B. SARAN-SARAN
Berdasarkan
hasil penelitian tindakan kelas tentang eksplorasi bentukbentuk geometri dengan
barbagai media untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada kelompok A1 TK
Masyithoh Tunas Bangsa, Karangluhur, Kalianget, Wonosobo, maka
perkenankanlah penulis menyampaikan saransaran sebagai berikut :
1. Penerapan berbagai media pembelajaran pada
materi pelajaran bentukbentuk geometri, terbukti dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran. Oleh karena itu, maka perlu diterapkan pada pembelajaran materi
lainnya dalam area kognitif yang sejenis.
2. Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran
sangat menentukan kualitas pembelajaran. Oleh karena itu, maka seorang guru
hendaknya pandai memilih metode dan strategi pembelajaran yang dapat manarik
dan membangkitkan partisipasi siswa di kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Amirul Mukminin. 2011. Evaluasi
Pembelajaran PAUD : Universitas Negeri
Semarang.
Badru Zaman, Asep Hery Hernawan,
Cucu Eliyawati. 2008. Media dan Sumber
Belajar TK. Jakarta : Universitas Terbuka
Direktorat Pendidikan TK dan SD.
2005. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi
Taman Kanak-kanak dan Raudhatul
Athfal. Jakarta
: Dirjen
Manajemen Dikdasmen Departemen
Pendidikan Nasional.
Poerwadarminta, W.J.S. 1986. Kamus
Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : PN
Balai Pustaka.
Rudi Susilana, M.Si dan Cepi
Riyana, M.Pd. 2007. Media Pembelajaran,
Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan,
dan Penilaian, Seri
Pembelajaran Efektif. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Soewardi. 1984. Melukis Bentuk
Geometri. Jakarta : PT Gramedia.
Suharsimi Arikunto, Prof. Dr.
2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
Suydan dan Khusni (1999:3).
http://wikipedia.org/wiki/geometri, diakses 26 Mei
2012, tersedia dalam
www.google.com
Wina Sanjaya, DR., M.Pd., 2008. Perencanaan
dan Desain Sistem Pembelajaran.
Jakarta. Kencana Prenada Media
Group
Did you hear there is a 12 word phrase you can speak to your partner... that will induce intense feelings of love and impulsive appeal for you buried within his chest?
BalasHapusThat's because deep inside these 12 words is a "secret signal" that triggers a man's instinct to love, cherish and protect you with all his heart...
12 Words Will Trigger A Man's Love Impulse
This instinct is so hardwired into a man's mind that it will drive him to try harder than ever before to make your relationship as strong as it can be.
As a matter of fact, fueling this influential instinct is absolutely essential to achieving the best possible relationship with your man that the moment you send your man a "Secret Signal"...
...You'll immediately notice him open his mind and heart to you in a way he haven't expressed before and he'll recognize you as the one and only woman in the universe who has ever truly interested him.