Selasa, 01 Maret 2016

Laporan Penelitian Tindakan Kelas di RA Thoriqul Huda Leles




LAPORAN
Penelitian Tindakan Kelas
Eksplorasi Bentuk-Bentuk Geometri Dengan Berbagai
Media Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
Pada Kelompok A RA Thoriqul Huda
Leles - Garut
Tahun Pelajaran 2015-2016
Di ajukan untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Satitistik dosen Eri Satria,MT

Oleh :
Fuji Siti Hardianti
13230032
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-MUSADDADIYAH GARUT
Pndidika Guru Raudhatul Athfal Semester 5
Jl. Mayor Syamsu No 2 Tarogong Kidul Garut
2016

KATA PENGANTAR


            Segala puji bagi Allah SWT yang telah mencurah limpahkan ni’mat dan inayahnya kepada saya, tidak lupa salawat serta salam akan selalu tercurah limpahkan kepada junjugan kita nabi Muhammad Saw yang merupakan pembawa pedoman yang baik bagi kita ssemua.
            Dalam laporan ini saya membahas mengenai penelitian tindakan kelas eksplorasi bentuk-bentuk geometri dengan berbagai media untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada kelompok A RA. Thoriqul Huda.
            Dalam pembuatan laporan ini, penulis menyadari bahwa laporan ini sangat sederhana serta masih jauh dari sempurna dan tidak lepas dari kesalahan baik dalam penyusunan materi maupun teknik penulisannya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik yang bersifat membangun untuk meningkatkan kemampuan menulis di masa yang akan datang.

           


Garut,   Maret  2016

Penulis    

 


DAFTAR ISI

                         

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Dalam konteks empiris, banyak siswa di PAUD yang kurang menguasai materi pembelajaran bentuk-bentuk Geometri. Para guru juga kesulitan dalam membelajarkan materi bentuk-bentuk Geometri terutama pada Kelompok A, karena keterbatasan media pembelajaran, pengalaman mengajar, minimnya keaktifan siswa, dan lain-lain. Sehingga kualitas pembelajaran bentuk-bentuk Geometri tidak optimal.
Suydan dan Khusni (1999:3) menjelaskan, bahwa geometri merupakan bagian dari matematika yang mempelajari pola-pola visual, yang akan menghubungkan matematika dengan dunia nyata. Geometri juga dapat di pandang sebagai sistem matematika yang menyajikan fenomena yang bersifat abstrak (tidak nyata). Kalaupun objek geometri itu abstrak, akan tetapi mereka adalah sebuah kenyataan bahwa geometri sangat penting dan berperan dalam kehidupan.
Geometri menjadi materi yang ingin diketahui secara mendasar dan fundamental untuk pengembangan matematika itu sendiri dan pengembangan kemampuan berfikir manusia secara logis. (Suydan dan Khusni (1999:3) http://wikipedia.org/wiki/geometri, diakses 26 Mei 2012, tersedia dalam www.google.com selanjutnya Suydan dan Khusni (1999:3) menyatakan, bahwa salah satu tujuan diajarkanya Geometri di sekolah-sekolah adalah mengembangkan kemampuan berfikir logis, agar siswa menganalisis lebih jauh dunia tempat hidupnya serta memberikan sejak dini landasan berupa konsep-konsep dan peristilahan yang diperlukan pada pendidikan jenjang berikutnya (Suydan dan Khusni (1999:3) http://wikipedia.org/wiki/geometri, diakses 26 Mei
2012, tersedia dalam www.google.com Sejalan dengan itu, Departemen Pendidikan Nasional memandang penting untuk memasukkan materi pelajaran geometri tidak hanya dimulai sejak Sekolah Dasar, melainkan dimasukkan sejak pendidikan Taman Kanak-kanak (Permendiknas No. 58 Tahun 2009 : 12).
Sampai saat ini pembelajaran bentuk-bentuk geometri di pendidika Anak Usia Dini (PAUD)  khususnya Kelompok A RA. Thoriqul Huda Leles- Garut masih belum menarik bagi para siswa. Data empiris dari observasi pendahuluan (26 Mei 2012) menunjukkan, bahwa dari jumlah 21 anak (siswa), ternyata perolehan skor hasil belajar.
Bentukbentuk Geometri yaitu : a) skor 1 : 0 anak; skor 2 : 5 anak; skor 3 : 16 anak;skor 4 : 0 anak; dan skor 5 : 0 anak. Persentase perolehan skor tersebut masih jauh dari harapan. Sekalipun tidak ada siswa yang mendapatkan skor 1, tetapi juga tidak ada siswa yang mendapatkan skor 4 apalagi skor 5. Sementara yang mendapatkan skor 2 sebanyak 23,80 %: (5 anak), dan skor 3 sebanyak 76,20 % (16 anak).
Demikian halnya perilaku anak dalam proses pembelajaran juga tidak optimal. Konsentrasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, antusiasme, tanggung jawab, keaktifan mengajukan pertanyaan, keberanian menjawab pertanyaan dan keberanian menanggapinya, masih minim.
Melihat kenyataan tersebut, penulis memandang perlu untuk dilakukan berbagai langkah guna meningkatkan kualitas pembelajaran bentuk-bentuk geometri, sehingga mendapatkan hasil belajar yang optimal. Adapun di antara langkah-langkah yang perlu dilakukan ialah dengan menerapkan berbagai media pembelajaran dalam proses pembelajaran bentuk-bentuk geometri.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul : “Eksplorasi bentuk-bentuk geometri dengan berbagai media untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada Kelompok A RA. Thoriqul Huda Tahun 2015-2016. Dengan harapan, penelitian ini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran pada Kelompok A RA. Thoriqul Huda Leles-Garut.

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang ingin penulis rumuskan yaitu : “Apakah eksplorasi bentuk-bentuk geometri dengan berbagai media dapat meningkatkan kualitas pembelajaran pada KelompokA RA. Thoriqul Huda Leles- Garut?”

C.     Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah tersebut di atas, maka penelitian
tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bentuk-bentuk geometri pada kelompok A RA. Thoriqul Huda Leles-Garut.
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Guru
a. Dapat meningkatkan profesionalitas guru dalam merencanakan dan
mengelola pembelajaran.
b. Dapat meningkatkan profesionalitas guru dalam memilih dan
memanfaatkan berbagai media pembelajaran.
c. Dapat meningkatkan profesionalitas guru dalam menerapkan media
pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran.
2. Siswa
a. Dapat menarik minat belajar siswa terhadap materi pembelajaran
bentuk-bentuk Geometri.
b. Dapat mengembangkan kemampuan siswa berpikir logis.
c. Dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran.
3. Lembaga
a. Dapat memberikan kontribusi positif kepada Lembaga Sekolah tentang
pentingnya menyediakan dan mengembangkan berbagai media
pembelajaran yang diperlukan.
b. Dapat meningkatkan kualitas pendidikan

E. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran yang menyeluruh terhadap isi skripsi ini, maka penulis susun dalam sistematika sebagai berikut :         
1. Bagian awal.
Bagian ini berisi : halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman pernyataan keaslian, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, dan abstrak.
2. Bagian utama Bagian ini terdiri dari lima Bab, yaitu :
a. Bab I : Pendahuluan, meliputi : latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan laporan penelitian tindakan kelas.
b. Bab II : Kerangka Teori, meliputi teori-teori tentang geometri media pembelajaran dan teori-teori tentang kualitas pembelajaran.
c. Bab III : Metodologi Penelitian, meliputi : desain penelitian, prosedur penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data dan indikator kinerja.
d. Bab IV : Hasil penelitian dan pembahasan.
 Dalam Bab ini penulis deskripsikan tentang kondisi awal sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas, deskripsi hasil siklus I, deskripsi hasil siklus II, dan pembahasan tiap siklus dan antar siklus.
e. Bab V Penutup, meliputi : simpulan dan saran-saran
.





BAB II

LANDASAN TEORI

A.     Geometri

1. Pengertian Geometri
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, Geometri berasal dari bahasa Inggris yang berarti “ilmu ukur (sebenarnya : pengukuran bumi);cabang Ilmu Pasti yang menerangkan sifat-sifat garis, sudut, bidang, dan ruang” (W.J.S. Poerwadarminta, 1986 : 316). Suydan dan Khusni (1999:3) menjelaskan, bahwa geometri merupakan salah satu aspek matematika di samping aljabar, statistik, trigonometri, dan kalkulus. Dalam pembelajaran matematika di sekolah, geometri lebih berkenan dengan garis dan sudut serbaguna, kekongruenan, transformasi, dan geometri analistis. Geometri merupakan bagian dari matematika yang mempelajari pola-pola visual, yang menghubungkan matematika dengan dunia nyata.
Geometri juga dapat di pandang sebagai sistem matematika yang menyajikan fenomena yang bersifat abstrak (tidak nyata), akan tetapi dalam pembelajarannya
bertahap didahului dengan benda-benda konkret sebagai media sesuai dengan tahap perkembangan anak (Suydan dan Khusni (1999:3) http://wikipedia.org/wiki/geometri, diakses 26 Mei 2012, tersedia dalam
2. Bentuk-bentuk Geometri
Menurut Soewardi (1984:35), bentuk-bentuk geometri pada dasarnya ada tiga, yaitu : 1) lingkaran, 2) segitiga, dan 3) segiempat. Kemudian dari tiga bentuk dasar ini dapat diubah menjadi banyak bentuk yang tak terhingga, seperti poligon (segi banyak), di antaranya : pentagonal (segilima), heksagonal (segienam), heptagonal (segitujuh), oktagonal (segidelapan), nonagonal (segisembilan), dan seterusnya.
Adapun bentuk-bentuk geometri yang diajarkan kepada anakanak,
dalam hal ini TK Kelompok A, sesuai Permendiknas No. 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Usia Dini, yaitu : lingkaran, segitiga, dan segiempat (Permendiknas No. 58 Tahun 2009 : 13). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk geometri yang perlu disampaikan kepada siswa TK Kelompok A adalah lingkaran, segitiga dan segiempat.
3. Materi Pembelajaran Geometri di TK
Dalam Permendiknas No. 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Usia Dini, bahwa pembelajaran bentuk-bentuk geometri di Taman Kanak-kanak kelompok A termasuk area kognitif, dengan materi pembelajaran sebagai berikut :
1) Kompetensi Dasar
Anak mampu mengenal berbagai konsep sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
2) Hasil Belajar
Anak dapat mengenal bentuk-bentuk geometri (lingkaran, segitiga, segiempat).
3) Indikator
a) Menyebut dan menunjukkan bentuk-bentuk geometri.
b) Mengelompokkan bentuk-bentuk geometri (lingkaran, segitiga, dan segiempat) (Permendiknas No. 58 Tahun 2009 : 15)

B.     Media Pembelajaran


Pengertian, Nilai dan Fungsi Media Pembelajaran
Badru Zaman, dkk (2008 : 4.13) menerangkan, bahwa secara harfiah media berarti “perantara”, yaitu perantara sumber pesan denganpenerima pesan. Media pembelajaran pada dasarnya merupakan wahana dari pesan yang oleh sumber pesan (guru) ingin diteruskan kepada penerima pesan (anak). Pesan yang disampaikan adalah isi pelajaran dalam bentuk tema/topik pembelajaran dengan tujuan agar terjadi proses belajar pada diri anak. Media pembelajaran selalu terdiri atas dua unsurpenting, yaitu unsur peralatan atau perangkat keras (hardware) dan
unsur pesan yang dibawanya (message/software). Adapun nilai-nilai media pembelajaran, di antaranya :
 1) Mengkonkretkan konsep-konsep yang abstrak.
Konsep-konsep yang dirasakan masih bersifat abstrak dan sulidijelaskan secara langsung kepada anak TK bisa dikonkretkan atau disederhanakan melalui pemanfaatan media pembelajaran. Misalnya, listrik, berhembusnya angin dan sebagainya, bisa menggunakan media gambar atau bagan sederhana.
2) Menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar
didapat ke dalam lingkungan belajar.
Misalnya, guru menjelaskan kepada anak TK dengan menggunakan gambar atau program televisi tentang binatang-binatang buas.
3) Menampilkan objek yang terlalu besar atau terlalu kecil.
Melalui media, guru dapat menyampaikan gambaran mengenai objek-objek yang terlalu besar, seperti : sebuah kapal laut, pesawat udara, pasar, candi, dan sebagainya di depan kelas. Demikian halnya objek yang terlalu kecil, seperti : bakteri, virus, semut, nyamuk, dan sebagainya.
4) Memperhatikan gerakan yang terlalu cepat atau terlalu lambat.
Dengan menggunakan media film (slow motion) guru bisa memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat kepada anak PAUD, seperti : lintasan peluru, melesatnya anak panah, atau proses suatu ledakan. Demikian halnya gerakan yang terlalu lambat, seperti : pertumbuhan kecambah dan mekarnya bunga (Badru
Zaman, dkk, 2008 : 4.11-4.12).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Media Pembelajaran
merupakan wahana dari pesan yang oleh oleh sumber pesan (guru) ingin
diteruskan kepada penerima pesan (anak).

C.     Kualitas Pembelajaran

1.      Pengertian Kualitas Pembelajaran
Kata “kualitas pembelajaran”, terdiri dari kata “kualitas’ dan kata “pembelajaran”. Menurut W.J.S. Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kualitas artinya “baik buruk (sesuatu benda); keadaan sesuatu benda” (W.J.S. Poerwadarminta, 1986 : 528). Sedangkan pembelajaran berasal dari kata belajar, yang artinya “berusaha supaya beroleh kepandaian (ilmu dan sebagainya) dengan menghafal (melatih diri dan sebagainya)” (W.J.S. Poerwadarminta, 1986 : 22).
Menurut Hamalik (2003), pembelajaran adalah merupakan sistem, yaitu suatu kombinasi terorganisasi yang meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan belajar. Unsur manusiawi terdiri atas siswa, guru dan orang-orang yang mendukung kegiatan belajar. Material meliputi berbagai bahan pelajaran yang dapat disajikan sebagai sumber belajar, misalnya buku-buku, film, slide suara, foto, CD, dan lain sebagainya. Fasilitas dan perlengkapan, adalah segala sesuatu
yang dapat mendukung jalannya proses pembelajaran, misalnya ruang kelas, penerangan, perlengkapan komputer, audio-visual dan lain sebagainya. Prosedur adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran, misalnya strategi dan metode pembelajaran, jadwal pembelajaran, pelaksanaan evaluasi, dan lain sebagainya (Wina Sanjaya, 2008 : 6).Menurut Rudi Susilana dan Cepi Riyana, bahwa pembelajaran adalah “suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai positif denganmemanfaatkan berbagai sumber untuk belajar” (Rudi Susilana dan Cepi
Riyana, 2007 : 1). Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapatlah disimpulkan bahwa kualitas, berarti keadaan yang baik atau efektif. Pembelajaran berarti
suatu kegiatan siswa dalam upaya memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar.
Dengan demikian, maka “kualitas pembelajaran” dapat diartikan sebagai suatu kegiatan siswa dalam upaya memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar secara efektif. Dengan kata lain, kualitas pembelajaran adalah proses pembelajaran yang efektif.
2.      Faktor-faktor yang mempengaruhi Kualitas Pembelajaran
Menurut Wina Sanjaya, kualitas (baik-buruk) suatu pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain :
1) Faktor Guru Dalam sistem pembelajaran, guru merupakan komponen yang menentukan. Sebab, guru merupakan orang yang secara langsung berhadapan dengan siswa. Guru berperan sebagai perencana (planer) pembelajaran dan sebagai implementator perencanaan pembelajaran. Sebagai perencana pembelajaran, guru dituntut untuk memahami secara benar kurikulum yang berlaku, karakterisitik siswa, fasilitas dan sumber daya yang ada. Dan sebagai implementator perencanaan pembelajaran, guru bukan hanya berperan sebagai model atau teladan bagi siswa, tetapi sebagai pengelola pembelajaran (manager of
learning). Dengan demikian, maka efektivitas proses pembelajaran terletak di pundak guru (Wina Sanjaya, 2008 : 15).
2) Faktor Siswa
Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya. Perkembangan anak adalah perkembangan seluruh aspek kepribadiannya, akan tetapi tempo dan irama perkembangan masing-masing anak pada setiap aspek tidak selalu sama. proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh perkembangan anak yang tidak sama itu, di samping karakteristik lain yang melekat pada diri masing-masing anak (Wina Sanjaya, 2008 : 17).
3) Faktor Sarana dan Prasarana
Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran, seperti media pembelajaran, alat-alat pelajaran, perlengkapan sekolah dan lain sebagainya; sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran;dengan demikian sarana dan prasarana merupakan komponen penting yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran (Wina Sanjaya, 2008
: 18).
4) Faktor Lingkungan Dilihat dari dimensi lingkungan, ada dua faktor yang dapat
mempengaruhi proses pembelajaran, yaitu faktor organisasi kelas dan faktor iklim sosial-psikologis. Faktor organisasi kelas yang di dalamnya meliputi jumlah siswa
dalam satu kelas merupakan aspek penting yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran. Organisasi kelas yang terlalu besar akan kurang efekti untuk mencapai tujuan pembelajaran. Faktor iklim sosial psikologis adalah keharmonisan hubungan antara orang-orang yang terlibat dalam proses pembelajaran, baik secara internal maupun eksternal (Wina Sanjaya, 2008 : 20)
Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa ada empat faktor yang dapat mempengaruhi kualitas pembelajaran, yaitu : faktor guru, faktor siswa, faktor sarana dan prasarana, dan faktor lingkungan.

D.    Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka peneliti merumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini sebagai berikut : "Eksplorasi bentukbentuk geometri dengan berbagai media pembelajaran dapat meningkatkan kualitas pembelajaran pada kelompok A RA. Thoriqul Huda Leles-Garut.


BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN


1.      Deskripsi Sekolah
RA Thoriqul Huda berda di Kampung Ciwitali Desa Dano Kecamatan Leles Kabupaten Garut. Lokasi ini mudah dijangkau menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat. Jika ditempuh dari kecamtan Leles sejauh 7 km.
RA Thoriqul Huda  didirikan oleh Yayasan Thoriqul Huda.
Struktur Organisasi RA Thoriqul Huda adalah sebagai berikut:
a. Kepala TK : Yayah Umayah S.Pd
b. Dewan guru :
1. Fuji Siti Hardianti
2. Lisnawati
3.Ai Juariah
Siswa RA Thoriqul Huda  pada tahun pelajaran 2012-2013 berjumlah 45 anak, yaitu:
a. Kelompok A: Jumlah siswa 21 anak: 7 putra, 14 putri
b. Kelompok B: Jumlah siswa 24 anak: 10 putra, 14 putri

B.     Deskripsi Sebelum Siklus

Sebelum penelitian tindakan kelas ini penulis laksanakan, penulis sebagai guru menerapkan media pembelajaran bentuk-bentuk geometri kepada siswa Kelompok A RA Thoriqul Huda Leles-Garut hanya dengan media gambar diam/mati dan media
grafis. Dengan menerapkan media gambar diam/mati dan media grafis, kualitas pembelajaran bentuk-bentuk Geometri pada kelompok A RA Thoriqul Huda Leles-Garut tidak optimal. Tes formatif secara lisan kepada 21 siswa sebelum siklus diperoleh skor hasil belajar siswa sebagaimana dalam Tabel 1 berikut ini.


Data Hasil Belajar Siswa Sebelum Siklus
Tabel 1
No
Kategori
Skor
L
P
Jumlah Siswa
Persentase
1
Sangat Baik
5
0
0
0
0%
2
Baik
4
0
0
0
0%
3
Cukup Baik
3
5
11
16
76%
4
Kurang Baik
2
2
3
5
24%
5
Tidak Baik
1
0
0
0
0%


Jumlah
7
14
21



 




 Diagram 1



Persentase perolehan skor tersebut masih jauh dari harapan. Sekalipun tidak ada siswa yang mendapatkan skor 1, tetapi juga tidak ada siswa yang mendapatkan skor 4 dan 5. Sementara siswa yang mendapatkan skor 2 sebanyak 23,80 %: (5 anak), sedangkan 76,20 % (16 anak) mendapatkan skor 3 (cukup baik).
Demikian halnya dengan partisipasi siswa (perilaku anak di kelas) dalam proses pembelajaran juga tidak optimal. Observasi pendahuluan dengan aspek observasi meliputi : konsentrasi siswa, antusiasme, tanggung jawab, keaktifan mengajukan pertanyaan dan keberanian siswa menjawab pertanyaan, diperoleh skor partisipasi siswa (perilaku anak di kelas). sebagaimana dalam Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2
Data Partisipasi Siswa Sebelum Siklus

No
Kategori
Skor
L
P
Jumlah Siswa
Persentase
1
Sangat Baik
5
0
0
0
0%
2
Baik
4
0
0
0
0%
3
Cukup Baik
3
5
11
16
76%
4
Kurang Baik
2
2
3
5
24%
5
Tidak Baik
1
0
0
0
0%


Jumlah
7
14
21


 Diagram 2

Partisipasi siswa sebagai perilaku yang menyertai hasil belajar, ternyata
datanya sama dengan data hasil belajar pada Tabel 1.
Peningkatan hasil belajar tersebut, juga ikuti oleh peningkatan partisipasi siswa (perilaku anak di kelas). Dari lembar observasi tentang partisipasi siswa di kelas diperoleh data dalam Tabel 4 berikut ini

C.     Deskripsi Hasil Siklus I

1.      Perencanaan Tindakan Siklus I
Bentuk-bentuk Geometri dengan berbagai media untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada kelompok A RA Thoriqul Huda adalah sebagai berikut:
Pertama: penulis menyiapkan perangkat penelitian, meliputi : Rencana pelaksanaan pembelajaran yang mencakup : kompetensi dasar, hasil belajar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, alat dan sumber/bahan, dan penilaian (skoring). Kemudian membuat lembar observasi siswa dan membuat lembar hasil belajar siswa.
Kedua: menerapkan berbagai media pembelajaran secara berurutan. Mengenalkan bentuk-bentuk geometri kepada siswa diawali dengan media gambar diam, dilanjutkan dengan media grafis, media model, dan terakhir media realita. Pengenalan bentuk-bentuk geometri melalui media gambar diam/mati, yakni guru menggambar bentuk-bentuk geometri (lingkaran, segitiga, segiempat) di papan tulis dan mengenalkan kepada siswa namanama dari masing-masing gambar. Pengenalan bentuk-bentuk geometri melalui media grafis, yaitu guru menggambar lingkaran, segitiga dan segiempat di papan tulis, serta menuliskan namanya di bawah masingmasing gambar, dan mengenalkan lagi kepada siswa tentang nama-nama dari gambar bentuk-bentuk geometri tersebut. Pengenalan bentuk-bentuk geometri melalui media model, yakni guru menunjukkan benda-benda tiruan dari bentuk-bentuk geometri (guntingan kertas dibentuk lingkaran,segitiga, dan segiempat), lalu mengelompokkan benda-benda tiruan itu
kedalam kelompok bentuk-bentuk geometri. Sedangkan pengenalan bentuk-bentuk geometri melalui media realita, guru menunjukkan bendabenda asli/nyata dari bentuk-bentuk geometri (seperti : lingkaran bola, penggaris segitiga dan buku segi empat), lalu mengelompokkan bendabenda asli tersebut kedalam kelompok bentuk-bentuk geometri.
Ketiga: guru memberikan kesempatan kepada siswa menjawab secara lisan atas pertanyaan guru seputar bentuk-bentuk geometri yang telah dikenalkan siswa. Hal ini dikandung maksud untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa.
2.      Pelaksanaan Tindakan siklus I
Rencana pembelajaran yang telah dirancang pada tahap perencanaan, dilaksanaan sepenuhnya pada tahap pelaksanaan ini. Secara garis besar kegiatannya mencakup hal-hal sebagai berikut :
a. Membuka pelajaran meliputi : bernyanyi, salam, apersepsi dan motivasi yang diberikan kepada siswa.
b. Kegiatan inti: menyampaikan materi bentuk-bentukgGeometri dengan berbagai media pembelajaran secara berurutan, yakni sebagai berikut :
1) Media gambar mati/diam.
Guru menggambar bentuk-bentuk geometri di papan tulis dan mengenalkan kepada siswa nama-nama dari masing-masing gambar tersebut. Pembelajaran bentuk-bentuk geometri dengan media gambar diam/mati.
2) Media grafis
Guru menggambar lingkaran, segitiga dan segiempat di papan tulis, serta menuliskan nama geometri dari gambar itu di sebelah gambar. Kemudian guru mengenalkannya kepada siswa.
3) Media model
Guru menunjukkan benda-benda tiruan berupa seperangkat alat mainan berbentuk lingkaran, segitiga dan segiempat kepada siswa. Dan mengajak siswa untuk mengelompokkan benda-benda tiruan tersebut kedalam kelompok bentuk-bentuk geometri.
4) Media realita.
Guru menunjukkan benda-benda asli/nyata yang berbentuk Geometri (seperti : lingkaran bola, penggaris segitiga dan buku segi empat). Kemudian mengelompokkan benda-benda tersebut kedalam kelompok bentuk-bentuk geometri, yakni : kelompok bentuk geometri lingkaran, kelompok geometri segitiga, dan kelompok geometri segiempat.
c. Kegiatan penutup, meliputi : kegiatan membuat lembar hasil belajar siswa melalui soal formatif, dan salam penutup.         
3.      Observasi
Observasi dilakukan dari awal sampai akhir proses pembelajaran Siklus I untuk mencatat partisipasi siswa (perilaku anak di kelas) meliputi: konsentrasi siswa, antusiasme siswa, tanggungjawab siswa, keberanian siswa mengajukan pertanyaan, dan keberanian siswa menjawab pertanyaan.
4.      Refleksi Siklus I
Setelah dilakukan lembar hasil belajar siswa melalui lembar formatif dalam pembelajaran bentuk-bentuk geometri dengan berbagai media pembelajaran pada Siklus I, maka diperoleh data hasil belajar siswa sebagaimana terdata pada Tabel 3. berikut ini.
Tabel 3

Data Hasil Belajar Siswa
No
Kategori
Skor
L
P
Jumlah Siswa
Persentase
1
Sangat baik
5
1
5
6
29%
2
Baik
4
3
3
6
29%
3
Cukup baik
3
3
5
8
38%
4
Kurang baik
2
1
0
1
5%
5
Tidak baik
1
0
0
0
0%


Jumlah
8
13
21


Diagram 3
Data partisipasi siswa dalam Tabel  tersebut nyaris sama dengan data hasil belajar siklus I . Pada sebelum siklus, tidak ada siswa yang mendapat skor 4 dan 5. Setelah siklus I, siswa yang mendapat skor 4 dan skor 5 mencapai 28,57%. Perbedaannya, pada data hasil belajar masih terdapat seorang siswa yang mendapat skor 2, sedangkan pada data partisipasi siswa tidak ada seorang siswa pun yang mendapat skor 2 (kurang baik).
Peningkatan hasil belajar tersebut, juga ikuti oleh peningkatan partisipasi siswa (perilaku anak di kelas). Dari lembar observasi tentang partisipasi siswa di kelas diperoleh data dalam Tabel 4 berikut ini
Tabel 4
Data Hasil Partisipasi Siswa Pada Siklus I


No
Kategori
Skor
L
P
Jumlah Siswa
Persentase

1
Sangat baik
5
1
5
6
29%

2
Baik
4
3
3
6
29%

3
Cukup baik
3
4
5
9
43%

4
Kurang baik
2

0
0
0%

5
Tidak baik
1
0
0
0
0%



Jumlah
8
13
21


Diagram 4
 

Data partisipasi siswa dalam Tabel 7 tersebut nyaris sama dengan data hasil belajar siklus I pada Tabel 6. Pada sebelum siklus, tidak adasiswa yang mendapat skor 4 dan 5. Setelah siklus I, siswa yang mendapat skor 4 dan skor 5 mencapai 28,57%. Perbedaannya, pada data hasil belajar masih terdapat seorang siswa yang mendapat skor 2, sedangkan pada data partisipasi siswa tidak ada seorang siswa pun yang mendapat skor 2 (kurang baik).


D.    Deskripsi Hasil Siklus II

1.      Perencanaan Tindakan Siklus II
Perencanaan tindakan pada Siklus II ini pada dasarnya sama dengan perencanaan tindakan pada Siklus I. Namun ada tindakan tambahan pada siklus II ini, yakni memberikan solusi terhadap siswa yanghasil belajarnya masih kurang baik atau cukup baik agar meningkat kriterianya menjadi baik atau sangat baik.
2.      Pelaksanaan Tindakan siklus II
Rencana pembelajaran yang dirancang pada tahap perencanaan, dilaksanaan sepenuhnya pada tahap pelaksanaan ini. Secara garis besar kegiatannya mencakup hal-hal sebagai berikut :
a. Membuka pelajaran meliputi : bernyanyi, salam, apersepsi dan motivasi yang diberikan kepada siswa.
b. Kegiatan inti: menyampaikan materi bentuk-bentuk Geometri dengan berbagai media pembelajaran secara berurutan, yakni sebagai berikut :
1) Media gambar mati/diam. Guru menggambar bentuk-bentuk Geometri di papan tulis dan mengenalkannya kepada siswa.
2) Media grafis. Guru menggambar lingkaran, segitiga dan segiempat di papan tulis, serta menuliskan nama dari bentuk geometri yang bersangkutan di sebelah gambar. Kemudian mengenalkan kepada siswa.
3) Media model. Guru menunjukkan benda-benda tiruan berbentuk geometri, kemudian mengelompokkannya kedalam kelompok bentuk-bentuk geometri.
4) Media realita. Guru menunjukkan benda-benda asli yang berbentuk geometri, seperti : lingkaran bola, penggaris segitiga dan buku segi empat. Kemudian mengenalkannya kepada semua siswa.
c. Kegiatan penutup, meliputi : kegiatan membuat lembar hasil belajar
siswa melalui soal formatif, dan salam penutup
3.      Observasi
Observasi dilakukan dari awal sampai akhir pembelajaran Siklus I untuk mencatat pengamatan tentang partisipasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
4.      Hasil Penelitian dan Refleksi Siklus II
Setelah dilakukan tindakan pada Siklus II, dari lembar hasil belajar siswa diperoleh data pada Tabel 5 berikut ini.
Tabel 5
Data Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II
No
Kategori
Skor
L
P
Jumlah Siswa
Persentase
1
Sangat baik
5
4
7
11
52%
2
Baik
4
3
7
10
48%
3
Cukup baik
3
0
0
0
0%
4
Kurang baik
2
0
0
0
0%
5
Tidak baik
1
0
0
0
0%


Jumlah
7
14
21


Diagram 5
 
Berdasarkan data pada Tabel 5 tersebut, dapat diketahui adanya peningkatan hasil belajar yang signifikan jika dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus I, siswa yang mendapat skor 4 dan skor 5 hanya 28,57%. Pada siklus II, siswa yang mendapat skor 5 mencapai 52,33% dan skor 4 mencapai 47,6%. Lebih dari itu, setelah siklus II tidak ada lagi siswa yang mendapat skor 2 maupun skor 3.
Signifikansi peningkatan hasil belajar tersebut, ternyata didukung oleh peningkatan partisipasi siswa (perilaku anak di kelas) pada siklus II. Dari lembar observasi siswa pada siklus II diperoleh data pada Tabel 6 berikut ini.
Tabel 6
Data Partisipasi Siswa Pada Siklus II
No
Kategori
Skor
L
P
Jumlah Siswa
Persentase
1
Sangat baik
5
4
7
11
52%
2
Baik
4
3
7
10
48%
3
Cukup baik
3
0
0
0
0%
4
Kurang baik
2
0
0
0
0%
5
Tidak baik
1
0
0
0
0%


Jumlah
7
14
21


Diagram 6

Data partisipasi siswa dalam Tabel 6 tersebut di atas ternyata sama persis dengan data hasil belajar siswa pada Tabel 9. Tidak ada lagi siswa yang partisipasinya masuk kriteria cukup baik. Semuanya meningkat dalam kriteria baik dan sangat baik.

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dari sebelum siklus sampai setelah siklus I dan siklus II, dapat dilihat dalam data hasil belajar antar siklus pada Tabel 7  berikut ini.

Tabel 7
Data Perbandingan Hasil Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

No
Kategori
Skor
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Jml Siswa
Persentase
Juml Siswa
Persentase
Jml Siswa
Persentase
1
Sangat baik
5
0
0%
6
29%
11
52%
2
Baik
4
0
0%
6
29%
10
48%
3
Cukup baik
3
16
76%
8
38%
0
0%
4
Kurang Baik
2
5
24%
1
5%
0
0%
5
Tidak Baik
1
0
0%
0
0%
0
0%
Jumlah
21
100%
21
100%
21
100%

Diagram 7
 
Berdasarkan data pada Tabel 7 tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin meningkatnya hasil belajar siswa pada kategori diatasnya dari siklus ke siklus menunjukkan kriteria peningkatan kualitas pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini. Dengan kata lain, indikator kinerja dari data kuantitatif dapat tercapai pada siklus II, sehingga tidak perlu dilakukan tindakan pada siklus berikutnya.

E.     Pembahasan

Hasil penelitian tindakan kelas dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran pada kelompok A Thoriqul Huda Leles-Garut Tahun Pelajaran 2015-2016 melalui eksplorasi bentuk45 bentuk geometri dengan berbagai media pembelajaran, dapatlah dilakukan pembahasan sebagai berikut :
Pertama, secara umum semakin meningkatnya hasil belajar siswa pada kategori diatasnya dari siklus ke siklus menunjukkan kriteria peningkatan kualitas pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini. Dan peningkatan partisipasi siswa dari siklus ke siklus menunjukkan peningkatan sikap positif baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya sebagai indikator peningkatan pembelajaran yang positif.
Kedua, peningkatan kualitas pembelajaran bentuk-bentuk geometri, yang dalam hal ini ditandai oleh adanya peningkatan hasil belajar siswa dan partisipasi siswa di kelas; mulai tampak nyata dari sebelum siklus ke siklus I, dan lebih nyata lagi peningkatan kualitas pembelajaran dari siklus I ke siklus II. Di mana pada siklus II perolehan hasil belajar siswa semuanya mencapai kriteria baik dan sangat baik, dan diikuti oleh peningkatan partisipasi siswa yang juga semuanya mencapai kriteria baik dan sangat baik.
Ketiga, kualitas pembelajaran sebagai suatu kegiatan siswa dalam upaya memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar secara efektif. Dengan kata lain, kualitas pembelajaran adalah proses pembelajaran yang efektif (Rudi Susilana dan Cepi Riyana, 2007 : 1). Sementara itu Badru Zaman, dkk. Menegasakan bahwa salah satu fungsi media pembelajaran adalah untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran (Badru Zaman, dkk., 2008 : 4.12). Maka dengan menerapkan berbagai media pembelajaran, dalam hal ini menerapkan media gambar diam/mati, media grafis, media model, dan 4 media realita dalam pembelajaran bentuk-bentuk geometri pada kelompok A RA Thoriqul Huda Leles – Garut Tahun Pelajaran 2015- 2016; ternyata benar-benar terbukti. Artinya, berbagai media pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar efektif, benar-benar berfungsi meningkatkankualitas pembelajaran.

Hal itu juga sesuai dengan pendapat Suydan dan Khusni, bahwa objek geometri itu abstrak, akan tetapi mereka adalah sebuah kenyataan bahwa geometri sebagai suatu aspek matematika yang sangat penting dan berperan dalam kehidupan. Geometri menjadi materi yang ingin diketahui secara mendasar dan fundamental untuk pengembangan matematika itu sendiri dan pengembangan kemampuan berfikir manusia secara logis. Adapun salah satu tujuan diajarkanya geomteri di sekolah adalah mengembangakan kemampuan berfikir logis. Tujuan dasar untuk memberi kesempatan siswa menganalisis lebih jauh dunia tempat hidupnya serta memberikan sejak dini landasan berupa konsep-konsep dan peristilahan yang diperlukan pada pendidikan jenjang berikutnya (Suydan dan Khusni (1999:3). http://wikipedia.org/wiki /geometri, diakses 26 Mei 2012, tersedia dalam www.google.com). Dengan demikian dapatlah disimpulkan, bahwa eksplorasi bentukbentuk geometri dengan barbagai media dapat meningkatkan kualitas pembelajaran bentuk-bentuk geometri pada kelompok A RA Thoriqul Huda Leles-Garut Tahun Pelajaran 2015-2016.



BAB IV

PENUTUP

A.    SIMPULAN

Penelitian tindakan kelas ini menyimpulkan bahwa penerapan berbagai media pembelajaran pada pembelajaran bentuk-bentuk geometri dapat meningkatkan kualitas pembelajaran pada kelompok A RA Thoriqul Huda Leles- Garut Tahun Pelajaran 2015-2016. Hal ini ditandai oleh peningkatan persentase hasil belajar siswa yang memperoleh kriteria baik (skor 4) dan sangat baik (skor 5), yaitu dari semula 0 % (baik) dan 0% (sangat baik) pada saat sebelum siklus, menjadi 28,57% (baik) dan 28,57% (sangat baik) pada siklus I, dan meningkat menjadi 47,62% (baik) dan 52,38% (sangat baik) pada siklus II.

B.     SARAN-SARAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas tentang eksplorasi bentukbentuk geometri dengan barbagai media untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada kelompok A1 TK Masyithoh Tunas Bangsa, Karangluhur, Kalianget, Wonosobo, maka perkenankanlah penulis menyampaikan saransaran sebagai berikut :
1. Penerapan berbagai media pembelajaran pada materi pelajaran bentukbentuk geometri, terbukti dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Oleh karena itu, maka perlu diterapkan pada pembelajaran materi lainnya dalam area kognitif yang sejenis.
2. Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran sangat menentukan kualitas pembelajaran. Oleh karena itu, maka seorang guru hendaknya pandai memilih metode dan strategi pembelajaran yang dapat manarik dan membangkitkan partisipasi siswa di kelas.


DAFTAR PUSTAKA


Amirul Mukminin. 2011. Evaluasi Pembelajaran PAUD : Universitas Negeri
Semarang.
Badru Zaman, Asep Hery Hernawan, Cucu Eliyawati. 2008. Media dan Sumber
Belajar TK. Jakarta : Universitas Terbuka
Direktorat Pendidikan TK dan SD. 2005. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi
Taman Kanak-kanak dan Raudhatul Athfal. Jakarta : Dirjen
Manajemen Dikdasmen Departemen Pendidikan Nasional.
Poerwadarminta, W.J.S. 1986. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : PN
Balai Pustaka.
Rudi Susilana, M.Si dan Cepi Riyana, M.Pd. 2007. Media Pembelajaran,
Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian, Seri
Pembelajaran Efektif. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Soewardi. 1984. Melukis Bentuk Geometri. Jakarta : PT Gramedia.
Suharsimi Arikunto, Prof. Dr. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
Suydan dan Khusni (1999:3). http://wikipedia.org/wiki/geometri, diakses 26 Mei
2012, tersedia dalam www.google.com
Wina Sanjaya, DR., M.Pd., 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran.
Jakarta. Kencana Prenada Media Group







1 komentar:

  1. Did you hear there is a 12 word phrase you can speak to your partner... that will induce intense feelings of love and impulsive appeal for you buried within his chest?

    That's because deep inside these 12 words is a "secret signal" that triggers a man's instinct to love, cherish and protect you with all his heart...

    12 Words Will Trigger A Man's Love Impulse

    This instinct is so hardwired into a man's mind that it will drive him to try harder than ever before to make your relationship as strong as it can be.

    As a matter of fact, fueling this influential instinct is absolutely essential to achieving the best possible relationship with your man that the moment you send your man a "Secret Signal"...

    ...You'll immediately notice him open his mind and heart to you in a way he haven't expressed before and he'll recognize you as the one and only woman in the universe who has ever truly interested him.

    BalasHapus